Apakah Kita Termasuk Orang yang Menyusahkan Orang?
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan berbuat zalim atas diri-Ku, dan Aku jadikan ia sesuatu yang diharamkan di antea kamu. Maka janganlah kamu saling menganiaya." (HR. Abu Dzar al-Ghifari)
Saudara, "Apakah kira Termasuk Orang yang Mempersekutukan Allah? Yaitu, adakah kesusahan dan derita kita adalah sebab diri kita sendiri?
Sebab ternyata, hampir kebanyakan penyebab kesusahan dan derita kita adalah sebab dari kita sendiri. Hanya kita tidak pandai mengoreksi diri.
Kita hanya pandai mencari-cari kesalahan dari orang lain. Salah satu sebab itu adalah mungkin karena kita suka menyusahkan orang, suka menyakiti orang.
Saudaraku, ketika kita menyusahkan orang lain, boleh jadi, orang tersebut tidak membalas, atau kita tidak mendapat balasan dari orang tersebut.
Tapi Allah tidak akan pernah membiarkan siapa pun yang melakukan keburukan berlalu tanpa beroleh akibatnya. Maka, ditemukanlah kemudian kita beroleh kesusahan dari orang yang berbeda; kita menyusahkan siapa, yang membalas siapa, kira-kira begitulah karna tidak mesti orang yang kita susahkan yang akan membalas kesusahan itu mungkin saja orang lain.
"Barangsiapa yang membawa mudarat maka Allah akan memudartkan dirinya sendiri, sesiapa yang menyusahkan orang lain, Allah akan menyuasahkannya pula" (Riwayat Abu Daud, no 3635, 3/315; Ahmad, 3/453 ; Tirmidzi : Hasan Gharib ; Syeikh Syuaib, Hasan Bi Syawahidi)
Hadith di atas menerangkan kepada kita bahawa, setiap insan sangat ditegah dalam hal menyusahkan orang lain. Bukankah kita mengetahui bahawa menyusahkan orang lain adalah satu perkara yang sangat dibenci oleh masyarakat? Bahkan Raja segala raja iaitu Allah Azzawajall sendiri sangat murka dengan perkara tersebut. Sehinggakan sekiranya kita tahu ada jiran kita yang sedang lapar, dan kita tidak menolongnya, maka kita bukanlah seorang muslim yang Mukmin.
ليس المؤمن الذي يشبع وجاره جائع
"Bukanlah orang mukmin (yang sempurna Imannya) yang berada dalam keadaan kenyang, sedangkan (dia tahu) jirannya dalam keadaan lapar" (Hadith riwayat Al-Bukhari dalam "Al-Adab Al-Mufrad" dan Al-Baihaqi, sumber Ibnu Abbas: Sahih)
Bagaimanakah perasaan kita apabila berhadapan dengan kesukaran, kesulitan dan kepayahan? Tentu tiada seorang pun yang masih boleh ketawa hatta senyum yang tak seberapa. Sepatutnya Muslim yang benar-benar mukmin sentiasa membantu muslim yang lain terutamanya bila berada dalam kesulitan. Bukankah orang Islam itu saling tolong-menolong, bantu-membantu, kuat -menguatkan? Rasulullah berpesan:
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
"(Kerjasama dan pertolongan) seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah seperti satu binaan yang saling menguatkan atara satu sama lain" (Hadith riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
“Tempuhlah jalan kebaikan untuk menghapus jalan-jalan keburukan yang sudah terjejak.”
Berjuta-juta detik kita lewati, bahkan waktu-waktu yang terlewati begitu saja tanpa kita tahu apa yang kita lakukan saat itu. Apakah membawa kita mendekat pada Yang Maha Kuasa atau malah menjadi sebuah akhlak fatamorgana?
Ini ibarat rumus fisika dan peristiwa kimia yang memiliki sebab dan pasti akan ada akibatnya. Dapat pula kita samakan dengan segala sesuatu di dunia ini yang memiliki pasangannya, maka ‘sebab’ menjadi pasangan dengan ‘akibat’ karena sejatinya yang Esa atau Tunggal adalah Allah semata.
Seringlah kita dengar “Barangsiapa memudahkan urusan saudaranya dalam kebaikan maka Allah akan mempermudah urusannya jua”
“Jika meminta tolong jangan memaksa karena itu bukan kewajibannya, melainkan pilihannya”
“Siapa yang menabur kata akan menuai akibat yang baik, memberi berkah yang buruk membawa musibah”
“Lebih baik tidak bicara jika kata – kata dirasa berpotensi menyakiti atau mengubur mimpi pendengarnya”
“Orang sering berteriak ketika marah karena hatinya jauh dari orang yang dimarahinya”
“Jangan biarkan kesedihan memenuhi ruang hatimu karena kebahagiaan tidak mungkin bertamu”
“Dia itu baik, namun saat ditanya anda harus bicara karena penanya tidak bisa membaca pikiran anda!”
“Jangan membenci orang yang mengkritik. Ia adalah guru teori dan praktik sejati bila juga memberi solusi”
“Orang jujur itu hidupnya akan mujur dan makmur asalkan terus sabar dan tekun”
“Jauh berjalan banyak dilihat banyak bicara membawa banyak akibat”
“Orang sukses pasti punya mimpi. Karena mimpi itulah proposal kehidupan sebenarnya”
“Jangan khawatir. Masih ada harapan baru yang bisa dicapai. Bukankan hidup ini adalah perubahan”
“Jangan pernah merendahkan diri sendiri karena kita itu luar biasa”
“You play drama, you get karma. So be careful, try to be sincere in whatever you do“
“Steve jobs mati meninggalkan nama & karya. Setiap orang bisa menentukan ingin dikenal sebagai apa & siapa dengan perbuatannya”
“Ada yang beruntung ada pula yang belum. Ini masalah giliran saja. Sadarilah bahwa hidup ini tidak kekal”
“Jangan tangisi yang telah lalu agar kebahagiaan bisa bertamu”
“Sebagus – bagusnya kata orang lebih baik dengarkan kata hatimu karena di sana ada kebenaran sejati”
“Jangan membicarakan kejelekan orang lain karena yang jelek itu sesungguhnya adalah orang yang membicarakannya”
Mari perbanyak merenung dan berfikir mengenai perjalanan yang telah kita tempuh. Seberapa dekat kita dengan tujuan utama kita berada di dunia? Hidup ini bukan berhenti saja pada kematian, namun setelah kematianpun masih ada kehidupan dan perjuangan panjang. Sekali lagi, mari merenung lebih dalam…